
Setiap hari adalah harapan, begitu aku berkata setiap hari di telingamu
Walaupun tak banyak yang engkau teguk dari susu yang ku seduh_mungkin tak selezat susu ibumu_
tapi tak mungkin aku meminta padanya yang mati, tak lagi sesal,
itu ketetapannya Al
Hidup telah merapalkan nasib dalam garisan yang satu,
bahkan untukmu tak bisa kugenggamkan nafas agar tetap bertahan
Lamat lamat akan menjadi ujian bagi kepedihan, bergelut di pucuk mata,
lalu menetes mengiring doa di altar kesejatian
Aku telah membenamkan tubuhmu di hangat peluk semesta,
bersisian bisik ibumu di telinga kanan, agar engkau tak merasa sendrian,
sebab aku tahu,
sepi mampu membunuhmu lebih kejam dari kematian yang datang padamu
tali kita telah putus sejak itu,
tak ada yang mengikat hidupku pada matimu,
namun bila senja melarung di sudut negriku,
tatapku tak lagi ke barat atau timur
di depan sana, tepat di jurus mataku
pandammu menghimpun kepahitan hidup dalam sekarat
menanti mati
Buku ini berisi 120 puisi pemenang Lomba Cipta Puisi 2012 tingkat nasional yang diikuti oleh ratusan peserta. Buku yang sangat menarik bagi pencinta dan penyuka puisi, harus dikoleksi
Judul | : | Kursi Tanpa Takhta |
Penulis | : | Robbi Saputra El Kuray, dkk |
Penerbit | : | Writing Revolution |
Tebal | : | vi+174 |
ISBN | : | 978-602-19968-7-4 |
Harga | : | Rp 35.000,- |
Order | : | (klikdisini) |