2 300x300 Mengatasi Ketakutan dan Ketidakpedean Menulis

Oleh Joni Lis Efendi

Founder Writing Revolution Indonesia

 

Bagi sebagian besar penulis pemula, ketakutan, kecemasan, kurang percaya diri kerap menghantui ketika mulai menulis. Sebenarnya hal ini juga sering menyerang penulis yang sudah punya nama sekalipun. Lebih tepatnya, ketika dia cuti menulis untuk sekian lama (lebih dari dua bulan) dan hendak mulai kembali menulis akan mengalami hal yang demikian.

Asal penyebabnya sudah pasti adalah dari pikiran negatif yang menilai dirinya tidak layak dan pantas untuk menulis sebuah karya yang hebat. Namun turunan penyababnya bisa dilacak yang bisa dijadikan biang kerok ketakutan dan ketidakpedean menulis.

Temukan hal ini dalam dirimu, jika memang faktor-faktor ini sebagai pemicunya, mulailah untuk meracik ramuan ajaib untuk mengusirnya pergi.

  1. Menganggap menulis sebagai sesuatu yang sulit. Ketika pikiran menganggap suatu pekerjaan begitu sulit dilakukan, maka kerja anggota tubuh akan melambat dan malas untuk melakukannya. Namun jika suatu pekerjaan dirasakan mudah dan menyenangkan, maka akan terasa enteng mengerjakannya. Solusinya: stel pikiran positifmu bahwa menulis ada sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Dan, semua akan terasa ringan dan mengasyikkan.
  2. Kurang menguasai topik tulisan. Akrabkan dirimu dengan topik yang akan ditulis dengan mencari dan membaca informasi relevan tentang topik itu. Saran terbaik: tulislah apa yang mudah bagimu dan yang paling kamu kuasai.
  3. Tidak memiliki keterampilan menulis yang memadai. Pekerjaan serumit apapun akan mudah dikerjakan jika ada ilmunya. Begitu juga dengan menulis ada teknik dan cara khusus sehingga ketika menulis kesalahan-kesalahan yang tak penting bisa dihindari seperti pengaturan struktur tulisan, kelengkapannya dan kaidah penulisan yang benar.
  4. Kurang jam terbang. Penulis pemula biasanya mengalami ketakutan yang luar biasa untuk mempublikasikan karyanya, walau itu cuma dipajang di catatan FB-nya. Hal ini bisa diatasi dengan sering mengungkapkan perasaannya di catatan FB sehingga bisa dibaca dan dikomentari orang lain. Kemudian berangsur-angsur mempublikasikan cerpennya di catatan FB atau ikut lomba, atau dikirim ke koran lokal, nasional dll.
  5. Antipati sama yang namanya kritik. Memang sebagian besar penulis pemula phobia dengan kritikan. Saran terbaik mintalah pendapat penulis yang sudah punya nama dan berhati malaikat yang mau memberikan masukan atas kekurangan karyanya itu tanpa harus membantainya secara membabi-buta. Terkadang kritikan yang terlalu pedas dan sebenarnya tidak begitu prinsipil dapat mengubur bakat menulis seseorang selamanya (ini kisah nyata). Saran terbaik: biasakan untuk lapang dada menerima masukan dan kritikan orang lain. Tidak semua kritikan itu harus diamini, pilah mana yang penting saja untuk perbaikan karyamu.
  6. Jarang membaca karya-karya penulis lain sehingga menganggap tulisannya paling JELEK SEJAGAT. Padahal ini belum tentu benar seratus persen. Bacalah tulisan penulis-penulis hebat lainnya sehingga kamu memiliki perbandingkan karya yang lebih baik. Sekalian juga menambah penguasaan kosakata sehingga tulisan kamu nanti lebih kaya dan bergizi.
  7. Takut untuk menulis sesuatu yang berbeda dari yang lain. Padahal menulis sesuatu yang berbeda dari kebanyakan topik yang sedang booming adalah ciri khas dari penulis kreatif. Kepakan sayap kreatifmu dengan bereksperimen menemukan gaya-gaya menulis yang lain dari yang lain.

Nah, sekarang gilaran kamu menumpahkan unek-unek soal ketakutan dan ketidakpercayaan diri yang menghantui kamu selama ini.

PinExt Mengatasi Ketakutan dan Ketidakpedean Menulis

Komentar ditutup.